Docker adalah alat keren yang bisa bikin hidup developer lebih gampang… kalau ngerti cara pakenya! Salah satu perintah paling penting dalam Docker adalah docker run
, yang bisa kita anggap sebagai "tombol start" untuk menjalankan container.
Tapi, kadang docker run
ini bisa bikin bingung. Kenapa container langsung mati? Kenapa ada error aneh? Kok tiba-tiba hard disk penuh?! Jangan panik, karena di artikel ini kita akan membahas cara menjalankan container dengan docker run
, lengkap dengan contoh, trik, dan tentunya humor biar nggak stres!
1. Apa Itu docker run
?
Perintah docker run
adalah perintah utama untuk membuat dan menjalankan container dari image Docker. Kalau diibaratkan, ini kayak:
- Menyalakan motor dari kunci kontak
- Menekan tombol power di laptop
- Memesan makanan online biar nggak perlu masak
Begitu Anda menjalankan perintah ini, Docker akan:
- Mencari image yang sesuai (kalau belum ada, akan didownload dulu).
- Membuat container baru berdasarkan image tersebut.
- Menjalankan container dengan pengaturan yang Anda tentukan.
Contoh paling simpel:
docker run hello-world
Hasilnya? Docker akan menjalankan container berbasis image hello-world
dan menampilkan pesan selamat datang. Mudah, kan?
2. Format Umum docker run
Format dasarnya adalah:
docker run [OPTIONS] IMAGE [COMMAND] [ARG...]
Penjelasan:
- OPTIONS → Opsi tambahan seperti mode interaktif, port, volume, dll.
- IMAGE → Nama image yang mau dijalankan.
- COMMAND → Perintah yang dijalankan dalam container.
- ARG... → Argumen tambahan buat command.
Contoh lain:
docker run ubuntu echo "Halo, Docker!"
Ini akan menjalankan container berbasis Ubuntu dan menampilkan "Halo, Docker!".
3. Contoh Penggunaan docker run
yang Wajib Diketahui
A. Menjalankan Container dalam Mode Interaktif (-it
)
docker run -it ubuntu /bin/bash
Apa yang terjadi?
- Container akan berjalan dalam mode interaktif.
- Kita akan masuk ke dalam shell Ubuntu (seperti punya VM sendiri).
- Bisa langsung mengetik perintah di dalam container.
Gunanya buat apa?
- Debugging
- Eksperimen di lingkungan terisolasi
- Coba-coba perintah tanpa takut merusak sistem utama
Untuk keluar dari container, tekan CTRL + D atau ketik exit
.
B. Menjalankan Container di Background (-d
)
docker run -d nginx
Apa yang terjadi?
- Container akan berjalan di background (detached mode).
- Tidak akan ada output di terminal, tapi container tetap hidup.
Gunanya buat apa?
- Menjalankan layanan seperti web server atau database tanpa mengganggu terminal.
- Biar keliatan keren pas pamer ke teman.
Cek apakah container berjalan dengan:
docker ps
Kalau mau menghentikan:
docker stop <CONTAINER_ID>
C. Menjalankan Container dengan Port Mapping (-p
)
docker run -d -p 8080:80 nginx
Apa yang terjadi?
- Port 80 dalam container akan di-forward ke port 8080 di host.
- Sekarang bisa akses Nginx di
http://localhost:8080
.
Gunanya buat apa?
- Menjalankan web server atau API yang bisa diakses dari browser.
- Tes aplikasi tanpa harus setup lingkungan ribet.
D. Menjalankan Container dengan Volume (-v
)
docker run -d -v ~/data:/app/data nginx
Apa yang terjadi?
- Folder
~/data
di host akan di-mount ke/app/data
di dalam container. - Semua perubahan di
/app/data
akan tersimpan di~/data
, jadi nggak hilang setelah container mati.
Gunanya buat apa?
- Menyimpan data yang persisten, seperti database atau file konfigurasi.
- Menghindari kehilangan data saat container dihapus.
E. Menjalankan Container dengan Nama Kustom (--name
)
docker run -d --name webserver nginx
Apa yang terjadi?
- Container akan memiliki nama
webserver
(bukan ID acak dari Docker). - Bisa dijalankan atau dihentikan dengan lebih mudah:
docker stop webserver docker start webserver
Gunanya buat apa?
- Lebih gampang mengelola container tanpa harus menghafal ID yang panjang.
4. Masalah Umum dan Cara Mengatasinya
"Container langsung mati setelah dijalankan!"
Solusi:
- Cek apakah command yang dijalankan hanya sekali lalu exit.
- Gunakan
-it
untuk tetap interaktif. - Untuk image seperti MySQL atau Redis, tambahkan perintah:
docker run -d mysql
"Port sudah digunakan!"
Solusi:
- Cek port yang sudah terpakai dengan:
netstat -tulnp | grep :8080
- Gunakan port lain, misalnya:
docker run -d -p 9090:80 nginx
"Image tidak ditemukan!"
Solusi:
- Cek apakah image ada di lokal:
docker images
- Jika belum ada, download dulu dengan:
docker pull nginx
5. Kesimpulan: docker run
Itu Simpel, Asal Tahu Triknya!
Ringkasan Cepat:
Menjalankan container interaktif: docker run -it ubuntu /bin/bash
Menjalankan container di background: docker run -d nginx
Membuka akses port: docker run -d -p 8080:80 nginx
Menyimpan data dengan volume: docker run -d -v ~/data:/app/data nginx
Memberi nama container: docker run -d --name webserver nginx
Dengan memahami docker run
, Anda bisa mengelola container dengan lebih mudah dan efisien. Sekarang, waktunya ngedock dan ngoding!
0 Comments